Air asam tambang yang timbul dapat dari lubang tambang, timbunan
tanah penutup, pengolahan limbah tailing maupun lubang bekas tambang yang sudah
lama ditutup berpotensi untuk menimbulkan dampak terhadap lingkungan, salah
satunya adalah dampak terhadap sumber air. Sumber-sumber air yang mungkin
terganggu antara lain, sumber air permukaan atau sumber air bawah tanah.
Air sam tambang
Pendekatan masalah dilakukan dengan cara pengumpulan data-data yang
diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan. Dalam penyusunan tugas akhir ini
penyusun menggabungkan antara teori dan kenyataan di lapangan sehingga
didapatkan pendekatan masalah yang paling baik.
A. DASAR TEORI
1.
Proses Terjadinya Air Asam Tambang
Air Asam Tambang adalah air yang bersifat asam dan mengandung
senyawa logam terlarut terutama Fe dan senyawa sulafat yang terbentuk akibat
teroksidasinya lapisan batuan yang mengandung pirit, markasit atau kalkopirit.
Pada umumnya pembentukan air asam tambang tergantung pada tiga pereaksi utama
yaitu ; air, oksigen dan materi (batuan) yang mengandung mineral-mineral
sulfida (pirit, markasit, galena, kalkopirit, sphalerit dan lain-lain). Batuan
tersebut tersingkap pada permukaan tanah sebagai akibat pembukaan lahan atau
pembongkaran batuan pada saat penambangan berlangsung. Mineral sulfidis
tersebut selanjutnya akan teroksidasi membentuk persenyawaan oksida dan bila
terjadi kontak dengan air ( baik yang berasal dari air hujan maupun air dari
dalam tambang) akan membentuk besi (II) sulfat dan asam sulfat.
Air
Asam Tambang terjadi bila kondisi-kondisi berikut dipenuhi :
a)
Limbah tambang mengandung senyawa
sulfida dalam jumlah yang cukup untuk dapat bereaksi baik secara kimia maupun
biologi membentuk leachate asam
dengan kecepatan reaksi pembentukan asam yang lebih cepat dibandingkan dengan
kecepatan reaksi netralisasinya oleh senyawa alkali yang terdapat dalam limbah
tersebut.
b)
Sifat-sifat fisik yang sedemikian
rupa sehingga memungkinkan air dan oksigen masuk kedalamnya, dapat membentuk
berlangsungnya reaksi pembentukan limbah asam tersebut baik secara kimia
ataupun biologi.
c)
Kondisi lingkungan dengan
kelembaban cukup akan menyebabkan infiltrasi air hujan pada limbah yang
ditimbun diatas permukaan tanah, sehingga limbah yang terbentuk akan terbawa ke
lingkungan di sekitarnya.
2.
Sumber Air Asam Tambang
Air Asam Tambang atau disebut juga “Acid Mine Drainage” (AMD), yang disebut
juga sebagai Acid Rock Drainage (ARD)
terjadi sebagai akibat proses fisik dan kimia yang cukup kompleks yang
melibatkan beberapa faktor dalam kegiatan penambangan. Kegiatan penambangan ini
dapat berupa tambang terbuka maupun tambang bawah tanah. Umumnya keadaan ini
terjadi karena sulfur yang terdapat di dalam batuan teroksidasi secara alamiah
(pada proses pembukaan tambang). Selanjutnya dengan kondisi kelembaban
lingkungan yang cukup tinggi akan menyebabkan oksida sulfur tersebut berubah
menjadi asam.
Sumber-sumber air asam tambang ini
antara lain berasal dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a)
Penambangan
Air Tambang Bawah Tanah
Air
asam dari tambang dalam ini mudah dikenali/diidentifikasi karena pH nya yang
rendah. Air asam tambang ini mempengaruhi peralatan tambang (mudah terkorosi)
sehingga akan menjadi masalah tersendiri dalam pengeporasiannya.
Air dari Tambang Terbuka
Lapisan batuan akan terbuka sebagai akibat dari terkupasnya
lapisan tanah penutup, sehingga sulfur yang terdapat dalam batuan sulfidis akan
mudah teroksidasi dan bila bereaksi dengan air akan membentuk air asam tambang.
b)
Air dari Unit Pengelolaan Batuan Buangan
(Waste Rock)
Material yang banyak terdapat pada limbah kegiatan
penambangan adalah batuan buangan (waste rock ). Jumlah batuan buangan ini akan
semakin meningkat dengan makin meningkatnya kegiatan penambangan. Sebagai akibatnya,
batuan buangan yang banyak mengandung sulfur akan banyak berhubungan langsung
dengan udara terbuka membentuk senyawa sulfur oksida. Selanjutnya dengan adanya
air akan membentuk air asam tambang.
c)
Air dari Lokasi Penimbunan Bijih
Timbunan bijih yang berasal dari batuan sulfidis dapat
mengahasilkan air asam tambang (AAT) karena adanya kontak langsung dengan udara
bebas yang selanjutnya terjadi pelarutan akibat adanya air. Air dari lokasi
penimbunan ini merupakan sumber utama air asam tambang.
d)
Air dari Unit Pengolahan Limbah Tailing
Kandungan sulfur dalam tailing diketahui mempunyai potensi
yang besar dalam membentuk air asam tambang di industri-industri pertambangan.
Kolam pengendapan tailing (tailing pond) biasanya mempunyai permeabilitas yang
kecil dan selalu diisi air yang
mengandung limbah tambang dan limbah dari unit pengolahan; pH dalam kolam
pengendap tailing (tailing pond) ini biasanya cukup tinggi karena adanya
penambahan kapur untuk menetralkan air yang bersifat asam yang dibuang
kedalamnya. Air yang masuk ke dalam kolam pengendap tailing yang bersifat asam
tersebut diperkirakan akan menyebabkan limbah asam bila merembes (meskipun
sedikit) ke luar kolam pengendap tailing.
Identifikasi Potensi
Air Asam Tambang
Pada kegiatan pertambangan
yang telah ada ataupun yang akan beroperasi, perlu dilakukan pengujian terhadap
karakteristik limbah yang akan dihasilkan guna memperkirakan kemungkinan
terbentuknya air asam tambang. Atau secara rinci tujuan identifikasi potensi
air asam tambang adalah :
a.
Untuk merencanakan sistem
pencegahan air asam tambang, baik perencanaan reklamasi daerah penimbunan
material asam, reklamasi lahan bekas tambang dan perencanaan darinase tambang.
b.
Untuk merencanakan sistim
pengelolaan air asam tambang, baik desain struktur drainase, desai setting pond
dan unti penetral air asam tambang (water treatment).
c.
Untuk merencanakan alternatif
pengelolaan secara fisik air sam tambang, seperti daur ulang air asam tambang
dan pemanfaatan lainnya.
Perkiraan yang tepat terhadap karakteristik
limbah tambang akan kemungkinannya (potensinya) menghasilkan air asam tambang,
akan dapat mengurangi kerusakan lingkungan dan bahkan biaya pengelolaan
lingkungannya.
Dari beberapa prosedur prakiraan pembentukan air asam tambang
yang telah ada 4 (empat ) merupakan uji statistik, 5 (lima) merupakan uji
kinetik dan yang lainnya merupakan suatu uji yang bertujuan untuk memperoleh
informasi terhadap sifat-sifat alami suatu material (apakah bersifat sebagai
batuan pirit ataukah batuan karbonat).
Perbedaan antara kemampuan menetralkan (neutralization
potensial/disingkat NP) dan kemampuan pembentukan asam (acid potensial
disingkat AP ) disebut sebagai potensial netralisasi netto (Net Neutralization
disingkat NET NP ) yang bertanda negatif, NET NP tersebut menggambarkan sumber
potensial dari air asam tambang.
Perhitungan kemampuan batuan untuk
menghasilkan asam bersih (Nett Acid Producing Potensial NAPP ) adalah suatu
metode yang digunakan untuk mengidentifikasi keasaman suatu batuan, dengan
perhitungan untuk menentukan kemampuan menghasilkan asam dari batuan sehingga
dapat ditentukan apakah batuan berpotensi untuk menghasilkan asam atau tidak.
Adapun prinsip perhitungan NAPP sebagai berikut :
1. Menggunakan suatu metode yang cepat untuk
menentukan nilai kemampuan menghasilkan
asam dari sampel batuan.
2. Potensi/kemampuan untuk menghasilkan
asam (
acid Produsing Potensial –
APP )
3.
Dihitung dengan menentukan kandungan sulfur
menggunakan leco furnace method.Kapasitas untuk menetralkan
asam (Acid Neutralising Capacitiy – ANC
) ditentukan dengan mengukur kadar dari
logam Ca, Mg, dan Mn yang larut dalam cairan asam, dengan asumsi bahwa
logam-logam tersebut terdapat sebagai karbonat dan perhitungan kapasitas
penetralannya diekuivalenkan sebagai CaCO3.
4.
Akhirnya NAPP dihitung dengan
mengurangkan potensi untuk menghasilkan asam dengan kapasitas menetralkan asam.